Oke, saya dipaksa temen buat ngeblog soal buku di perjalanan. Ya biar sok flashmob blog gitu.
Buku, memang satu benda wajib dibawa saat perjalanan. Menurut saya, lima buku terbaik di perjalanan adalah:
1.Kumpulan cerpen
Waktu perjalanan memang banyak menunggu, tapi dengan waktu yang tak menentu dan kadang grusa-grusu. Maka saya lebih suka menelan cerita-cerita pendek tanpa harus mengingat tadi terakhir kali sampai apa? Membawa novel yang sangat seru malah akan membuat saya tak bisa berhenti membaca dan mengurangi kepekaan terhadap apa yang saya temui waktu perjalanan. Buku cerpen selalu jadi pilihan pertama saya.
Kumpulan Cerpen Kompas tahun berapa saja (2011 udah terbit belum sih?). Rahasia Selma, Linda Christanty. Filsafat Kopi, Dewi Lestari. Unaccustomed Earth, Jhumpa Lahiri (cocok banget, buku ini perlu jeda tiap cerita). Nine Stories, JD Salinger. Kereta Tidur, Avianti Armand. Malam Terakhir, Leila Chudori. 9 Dari Nadira, Leila Chudori. Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, Umar Kayam. Bisa panjang ini.
2. Buku puisi
Perjalanan juga adalah waktu paling tepat untuk berkontemplasi. Merenung. Melamun sambil ngantuk. Buku puisi membantu lamunan. Baca satu puisi, merenung. lalu tidur.
Kolam, Sapardi Djoko Damono. Before Dawn, Sapardi (lagi). Aku ini binatang jalang, Chairil Anwar (klasik!). The Poetry of Pablo Neruda. Seri buku Sindhunata (eh ini sih kumpulan kolom). The Essential Rumi. Pohon-pohon Sesawi, YB Mangunwijaya (inipun semacam.. kolom?).
3. Buku tentang tempat yang dituju
Lonely Planet, misalnya. Atau softcopy-nya. Atau hasil print Lonely Planet (haha). Sangat berguna. Misalnya waktu saya ke Sumba, tiada yang punya peta kecuali buku ajaib ini. Susan Blackburn, Sejarah 400 Tahun Jakarta (bercanda, jangan yang ini ketebelan). Pasar Gambir dan Komik Cina aja kalau mau ke Jakarta.
4. Buku tentang perjalanan.
Apa sih sebenarnya tujuan perjalanan ini? Buku tentang perjalanan memberikan pandangan yang berbeda tentang perjalanan, dengan meminjam sudut pandang orang lain.
Geography of Bliss, Eric Weiner! Wajib. Taunya itu aja sih. Ada contoh lain?
5. Buku apapun yang belum disebutkan di atas.
Inti dari buku perjalanan adalah buku yang bisa dinikmati dan bagus. Misalnya, saya butuh waktu hampir sebulan baca 1984nya Orwell. Soalnya buku itu cuma saya baca di atas Kopaja 20. Percuma ngeyel baca buku untuk belajar kalau akhirnya nggak dibaca dan malah memberati tas saja. Misalnya waktu saya bergaya mau baca Brief History of Time, Stephen Hawking, dan cuma bertahan dua lembar. Untung bawa Kindle jadi masih ada pilihan-pilihan lain. Misalnya: Game of Thrones buku tiga yang tebalnya limaribujuta halaman.
kumpulan cerpen kadang terlalu cepat habis. mungkin cuma butuh waktu 2-3 jam buat kelarin 6-10 cerpen.
wow…. banyak banget buku yang dibawa, tar ga bisa nikmati perjalanannya gmn? 🙂
maksudnya pilih salah satu mas 😀
seperti halnya saya menyukai get lost dan impromptu maka saya menyukai buku yang saya dapat saat bepergian, misalnya di stasiun dan bandara. 😀
komen ini juga akan berlaku untuk posting alyak :))
Kolam – Sapardi Djoko Darmono buku wajib di perjalanan. Wah saya pikir cuman saya saja yang selalu bawa buku itu kemana-mana. 😀
..wow, buku ga sengaja nemu-ku masuk daftar buku rekomendasi cya.. ga nyangka.. hehe.. *ini menyemangati diri ke toko buku lagi, maksudnya.. 😀 ..*