Sebelum bepergian, hal yang paling menyenangkan adalah berkemas. Saya terobsesi untuk membawa sesedikit mungkin barang, tapi semua kebutuhan saya bisa terpenuhi. Saking terobsesinya, saya bisa mengabiskan berjam-jam membaca posting blog tentang packing list orang lain, terutama mereka yang mengadakan perjalanan keliling dunia.
Hasil obsesi itu adalah barang bawaan saya yang makin sedikit dari hari ke hari. Teman-teman biasanya memandang tak percaya saya membawa barang sesedikit itu, tapi saya juga memandang tak percaya mereka perlu barang sebanyak itu.
1. Buat daftar kebutuhan
Terutama untuk kamu yang baru belajar berkemas ringkas, buat daftar barang yang perlu dibawa. Ingat, yang perlu berarti benar benar perlu. Bukan barang yang “barangkali perlu”. Kalau kamu akan menginap di hotel, artinya tak perlu membawa handuk dan sabun, misalnya. Kalau akan menginap di rumah orang, bawa keperluanmu sendiri.
2. Satu tas saja, yang bisa masuk bagasi kabin
Lanjutan dari nomor 2, bawa satu tas saja. Di perjalanan saya sering melihat turis dengan tas raksasa di punggung dan tas anak raksasa di depan, berjalan susah payah keberatan beban. Saya sih nggak pengen kayak mereka. Percaya deh, bawaanmu adalah beban. Makin ringan beban, hidup tentu makin mudah kan.
Tapi kamu juga harus punya tas kecil untuk dipakai saat berjalan-jalan. Tas besar ditinggal di tempat menginap, tas kecil ikut kita keliling kota. Tapi kecil saja ya.
3. Barang menyesuaikan tas, bukan tas menyesuaikan barang
Tetapkan tas mana yang mau dibawa, lalu isi hingga maksimal 2/3. Sepertiga ruang kosong di tas akan kamu perlukan untuk membawa barang lucu yang akan kamu temukan sepanjang jalan.
Saya biasa pakai Deuter 32L, tas ini harus cukup untuk pergi ke manapun. Keliling Eropa sebulan, ke Maladewa 10 hari, kemping atau pulang mudik lebaran, semua barang bawaan harus muat di dalam Deuter biru.
Dan tentu saja saya anak ransel. Kalau kamu anak koper, prinsip tulisan ini tetap sama kok.
4. Miniatur
Bawa barang seperlunya, artinya dalam porsi seperlunya pula. Tak perlu membawa sampo kemasan 200ml untuk pergi tiga hari, misalnya. Beli toiletries dalan kemasan kecil, atau jika tidak ada, beli wadah-wadah kecil di toko aksesoris untuk mengemas aneka macam kebutuhan ini. Saya punya kantong alat mandi khusus untuk bepergian yang tinggal diisi ulang kalau habis, dan sudah siap kapanpun mau pergi.
Demikian juga untuk alat rias. Kalau perginya kondangan atau ada rencana berpakaian resmi, tentu saja alat riasnya banyak. Kalau tidak, secukupnya saja.
5. Pakaian
Pakaian yang wajib saya bawa: jaket, pashmina, bikini, baju dalam dan baju tidur. Pakaian yang akan saya bawa selalu menyesuaikan dengan tempatnya. Untuk bepergian kurang dari seminggu, saya sudah merencanakan baju apa dipakai kapan. Baju yang dibawa tidak boleh lebih dari kebutuhan seminggu. Untuk bepergian lebih dari seminggu, kuncinya adalah NYUCI. Makin rajin makin baik.
6. Seleksi ulang
Gelar semua barang di lantai, lihat apakah kamu akan membutuhkan setiap barang yang sudah disiapkan. Kalau ragu apakah butuh atau tidak, singkirkan!
7. Teknik mengemas
Kemas barang sepadat mungkin, dan tak menyisakan ruang. Barang yang ditata rapi akan menempati lebih sedikit ruang dibanding barang yang dijejal-jejalkan begitu saja. Beberapa orang suka menggunakan packing cube untuk memisahkan barang sesuai kebutuhan. Ada juga yang suka menggulung baju, bukannya melipatnya. Saya awalnya digulung juga, tapi biasanya setelah di tengah perjalanan jadi lipat-lipat acak sesempatnya :p
8. Belajar dari pengalaman
Makin sering bepergian, kamu akan makin ahli berkemas. Kamu juga makin tahu kebutuhanmu. Misalnya, kalau sudah beberapa trip kamu tidak pernah memakai sweater bulu itu, tak perlu dibawa lagi.
Trial dan error. Tak ada yang pasti dalam hal kemas mengemas ini, karena yang paling tahu kebutuhanmu ya hanya kamu. Selamat berkemas!
I have an oversized luggage. Dibeli karena promo dan emang butuh segitu kalau mudik lebaran sekeluarga.
“Celakanya”, kalau lagi trip sendiri sering dipaksa istri bawa koper segeda gaban tersebut :))