Maladewa punya pantai indah, pasir putih, ikan dan mahkluk laut lainnya, pohon kelapa, dan terumbu karang. Itu saja.
Maka mereka pun membangun rumah dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitarnya. Terumbu karang (terutama jenis porites), ditambang dari laut dan digunakan seperti batu bata. Karena semen mahal dan sulit didapat, perekatnya juga terbuat dari terumbu karang yang dibakar.
Jenis tembok terumbu karang semacam ini sangat banyak dijumpai di wilayah pedesaan (baca: pulau-pulau yang jauh dari ibukota).
Bayangkan berapa banyak terumbu karang yang dibutuhkan untuk membuat rumah, apalagi rumah di seluruh pulau.
Detil temboknya:
Menambang terumbu bukan hal yang mudah. Penambang butuh kapal kayu untuk pergi ke house reef, kemudian karang dipukul-pukul dengan besi hingga pecah dan bisa dibawa ke daratan. Terumbu yang sudah ditambang itu kemudian dijemur dulu hingga kering sebelum dipakai menjadi bahan bangunan.
Penambangan selama puluhan tahun ini merusak alam bawah laut Maladewa. Untungnya, pada tahun 90-an penambangan coral ini sudah dilarang.
Bacaan lebih lanjut di sini.